Dalam meditasi hari ini, silahkan memakai panduan langkah pertama dan kedua dari episode 4.

Langkah 1:

Anda bisa melakukan pemanasan dengan Power Breathing. Di lain kesempatan Anda bisa melakukan selama 15 menit. Namun saat ini kita hanya melakukan dalam beberapa menit. Silahkan dilakukan sekarang. …

Ambil nafas panjang dan sadari sensasi di sekitar ujung kepala. Hembuskan pelan-pelan dan sadari sensasi di sekitar tulang ekor.

Langkah 2:

Nafas biasa lewat hidung. Hembusan nafas lebih panjang dari tarikan nafas. Rasakan dan sadari sensai keseluruhan tubuh. Sambil menyadari sensasi, kempiskan perut saat menghembuskan nafas sampai tidak ada udara terjebak dalam perut. Cara ini membantu menjebol kendali pikiran atas nafas dan tubuh. Apabila Anda melakukan dengan lebih pelan dan relaks, pikiran akan mereda dan batin akan menjadi lebih relaks. Rasakan rasa kehadiran Anda saat ini di sini. Ada rasa kehadiran yang mantap, solid, terpusat pada kedalaman, dan terbuka terhadap segala hal.

Langkah 3:

Sadari apa saja yang tertangkap oleh kesadaran. Itu bisa segala hal yang terhubung dengan kelima indra: apa yang terdengar telinga, terlihat mata, tersentuh kulit, tercecap lidah dan tercium hidung. Juga segala hal yang terhubung dengan batin Anda: pikiran, perasaan dan reaksi-reaksi mental.

Apabila Anda merasa tidak nyaman atau tegang, cukup rasakan dan sadari. Ia akan reda dengan sendirinya.

Apabila dalam waktu yang lama ketegangan tidak juga mereda atau justru menjadi lebih tegang, periksa batin Anda. Apakah sudah timbul keinginan?

Keinginan buta adalah keserakahan. Tidak terpenuhinya keserakahan menimbulkan api kebencian atau kekesalan. Keserakahan dan kebencian keduanya bersumber dari kegelapan batin.

Setiap kali periksa batin Anda, apakah terdapat keinginan buta untuk mengejar sesuatu, untuk mendapatkan hasil. Keheningan, misalnya.

Apabila merasakan keheningan sesaat, maka keserakahannya tumbuh bertambah besar untuk mendapatkan moment keheningan yang lebih panjang.

Apabila moment keheningan itu tidak kunjung muncul, timbullah kejengkelan yang kemudian berkembang menjadi kejengkelan terhadap diri sendiri. Lalu muncul pikiran, “Aku tidak bisa meditasi. Aku tidak cocok dengan meditasi. Lebih baik aku berhenti.”

Keserakahan dan kebencian yang berkembang dalam meditasi itu bersumber dari ego atau ke-aku-an. “Aku ingin ini atau itu. Aku tidak mau ini atau itu”. Keakuan itulah sumber kegelapan batin. Keserakahan dan kebencian hanya bisa tumbuh di ladang kegelapan batin.

Meditasi yang dilakukan dalam kegelapan batin akan justru menambah kotoran batin, membuat penderitaan baru. Maka periksa setiap kali ketiga hal ini di awal, di tengah dan di akhir meditasi: apakah ada keserakahan, kebencian dan keakuan?

Anda tidak perlu berupaya untuk mencapai sesuatu yang Anda inginkan. Anda tidak perlu berjuang  untuk melepas apapun yang Anda benci. Anda tidak perlu ngotot. Itu semua tidak diperlukan dalam meditasi.

Anda hanya perlu satu hal: sadar terus-menerus, secara kontinyu, tanpa putus, dalam waktu yang relative lama, dan –yang tidak kalah penting–relaks.

Bila bertemu dengan sesuatu yang menggetarkan atau memukau, disadari saja. Jangan ada keinginan untuk mencengkeram keindahan yang hanya sesaat itu.

Bila bertemu dengan celotehan pikiran, disadari saja. Jangan jengkel, jangan ingin menolaknya.

Bila bertemu dengan rasa bosan, bingung atau gelisah, disadari saja. Jangan cepat-cepat menyerah.

Dengan menyadari secara lebih intens, tanpa tegang, secara terus-menerus, dalam waktu yang lama, pengalaman apa saja dengan tubuh dan batin, Anda sedang berkontak langsung dengan diri Anda sendiri. Dari situ timbullah pengetahuan yang benar tentang diri Anda sebagaimana adanya.

Praktik kesadaran seperti ini akan membersihkan kotoran batin. Apabila kotoran batin dibersihkan, dengan sendirinya penderitaan dihapuskan. Dan keindahan akan datang dengan sendirinya tanpa perlu diharapkan atau dikejar.

 

(Bell)

Peace and Blessings